Sabtu, 04 September 2010
Jumat, 03 September 2010
Tuntutlah Ilmu Padi, Semakin Berisi, Semakin Merunduk
Tahukah kamu, dulu kita hanya seseorang bodoh yang tak mampu membaca ataupun berhitung, begitu sabarnya guru kelas 1 sekolah dasar kita, membantu membaca dan berhitung.
Lalu kemudian, kita berkacak pinggang di depan pintu sekolah dasar, mencoret-coret baju sekolah dan celana merah tersebut. Mencoba menantang dunia, bahwa kamu telah menyelesaikan 6 tahun yang membosankan. Siap melangkah ke masa putih-biru. Merasa menjadi dewasa.
Tahukah kamu, dulu kita bahkan tidak pernah mengerti tentang dasar-dasar trigonometri. Entah untuk apa kita pelajari ilmu perbandingan sudut tersebut, bagaimana menggunakannya. Untuk apa dipelajarinya.
Kemudian kembali di depan gerbang kompleks sekolah kamu, baju putih dengan lambang OSIS berwarna kuning, telah lulus dengan coretan, 100% lulus. Dan otak kamu dipenuhi perasaan bahwa, aku dewasa, kini aku memakai celana panjang. Bebas menebar cinta. Bebas bergaya seperti layaknya orang dewasa.
Tahukah kamu, bahwa dasar-dasar mekanika newton dan sedikit pembelajaran tentang dasar fisika modern, adalah momok yang menakutkan bagi sekalian pelajar bercelana abu-abu. Mimpi burukmu berkisar antara stoikiometri kimia dan irisan kerucut dalam pelajaran geometri matematika.
Lalu setelah 3 tahun, kamu kembali memunggungi gedung sekolahmu. Menggandeng wanita impianmu. Seperti layaknya orang yang baru saja memenangkan kejuaran dunia.
Kemudian, kamu berdiri di depan gedung kampus alma mater kamu. Perlahan tapi pasti, Pancasila, Kewiraan, Fisika Dasar, Kalkulus I, telah kamu lewati. Berlanjut dengan, Fisika Matematika, Elektromagnetisme, Kalkulus III, dan lain sebagainya. Hingga engkau berani menghadapi orang-orang yang menjadi doktor sebelum kamu dalam 30 menit persidangan atas 1 tahun kerja kerasmu dalam tugas akhir.
Lalu kamu berjubah toga, memakai topi persegi. Menggamit calon istri. Menenteng map ijazah. Seakan kakimu telah menginjak bumi dalam-dalam. Dan kamu di atasnya.
Tapi, tak ubahnya kamu seperti sapi. Diberi air, agar gemuk, dan laku dijual, kemudian ketika disembelih, badan kamu hanyalah air, dan tak ada isi dagingnya.
Ya, kamu telah menjadi sapi. Bukan padi.
Antara murid dan Guru (sifat murid)
Diceritakan bahwa Ibrahim Khawas, ketika ia masih muda,
ingin mengikuti seorang guru. Iapun mencari seorang bijak,
dan mohon agar diperbolehkan menjadi pengikutnya.
Sang Bijak berkata. "Kau belum lagi siap."
Karena anak muda itu bersikeras juga, guru itu berkata,
"Baiklah, aku akan mengajarimu sesuatu. Aku akan berziarah
ke Mekkah. Kau ikut."
Murid itu teramat gembira.
"Karena kita mengadakan perjalanan berdua, salah seorang
harus menjadi pemimpin," kata Sang Guru "Kau pilih jadi apa?"
"Saya ikut saja, Bapak yang memimpin," kata Ibrahim.
"Tentu aku akan memimpin, asal kau tahu bagaimana menjadi
pengikut," kata Sang Guru.
Perjalananpun dimulai. Sementara mereka beristirahat pada
suatu malam di padang pasir Hejaz, hujan pun turun. Sang
guru bangkit dan memegangi kain penutup, melindungi muridnya
dari kebasahan.
"Tetapi seharusnya sayalah yang melakukan itu bagi Bapak,"
kata Ibrahim.
"Aku perintahkan agar kau memperbolehkan aku melindungimu,"
kata Sang Bijak.
Siang harinya, anak muda itu berkata, "Nah ini hari baru.
Sekarang perkenankan saya menjadi pemimpin, dan Bapak
mengikut saya." Sang gurupun setuju.
"Saya akan mengumpulkan kayu, untuk membuat api," kata
pemuda itu.
"Kau tak boleh melakukan itu; aku yang akan melakukannya,"
kata Sang Bijak.
"Saya memerintahkan agar Bapak duduk Saja sementara saya
mengumpulkan kayu!" kata pemuda itu.
"Kau tak boleh melakukan hal itu," kata orang bijaksana itu;
"sebab hal itu tidak sesuai dengan syarat menjadi murid;
pengikut tidak boleh membiarkan dirinya dilayani oleh
pemimpinnya."
Demikianlah, setiap kali Sang Guru menunjukkan kepada murid
apa yang sebenarnya makna menjadi murid dengan
contoh-contoh.
Mereka berpisah di gerbang Kota Suci. Waktu kemudian bertemu
dengan orang bijaksana itu, Si pemuda tidak berani menatap
matanya.
"Yang kaupelajari itu," kata Sang Bijak, "adalah sesuatu
yang berkaitan dengan sedikit menjadi murid."
Catatan;
Ibrahim Khawas ('Si Penganyam Palem') memberi batasan jalan
Sufi,
"Biarkan saja apa yang dilakukan untukmu
dikerjakan orang untukmu. Kerjakan sendiri apa yang harus
kau kerjakan bagi dirimu sendiri."
Kisah ini menggaris-bawahi dengan cara dramatik, perbedaan
antara apa yang dipikirkan calon pengikut tentang bagaimana
seharusnya hubunganya dengan gurunya, dan bagaimana hubungan
tersebut dalam kenyataannya.
Khawas adalah salah seorang di antara guru-guru agung zaman
awal, dan perjalanan ini dikutip oleh Hujwiri dalam
Pengungkapan Yang Terselubung, ikhtisar tertua yang masih
ada tentang Sufisme dalam Bahasa Persia.
Kamis, 02 September 2010
Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya Segala puji bagi Allah, yang mencipta langit dan bumi tanpa seorang saksi, yang menggelar makhluk tanpa seorang pembantu Tiada sekutu dalam Ilahiyat-Nya, tidak ada setara dalam ketunggalan-Nya Kelu lidah mengungkap sifat-Nya Lemah akal memikirkan makrifat-Nya Merendah segala penguasa karena kehebatan-Nya Rebah segala wajah karena takut pada-NyaJatuh segala yang agung karena keagungan-Nya
Bagi-Mu segala puja Puja yang beruntun tak putus-putus Shalawat dan salam bagi Rasul-Nya, salam yang kekal abadi Ya Allah, jadikanlah permulaan hari ini kebaikan, pertengahannya kejayaan, dan pamungkasnya keuntungan.Aku berlindung pada-Mu dari hari yang permulaannya ketakutan, pertengahannya kecemasan, dan pamungkasnya kesedihan
Ya Allah, aku mohonkan ampun pada-Mu atas segala nazar yang kunazarkan, atas segala janji yang kujanjikan, atas segala akad yang kuakadkan, kemudian tak kupenuhi pada-Mu
Aku bermohon pada-Muperihal ulahku menzalimi hamba-Mu Bila ada hamba-Mu, pria dan wanita, yang teraniaya karena kezalimanku pada diri dan kehormatannya, pada hartanya, pada ahli dan keturunannya. Atau yang kugunjingkan kejelekannya, atau yang kusengsarakan karena hawa nafsu, penghinaan, kesombongan, riya dan kesukuan, yang hadir dan yang raib, yang hidup dan yang matiLalu lemah tanganku, sempit tenagaku, untuk mengembalikan haknya, dan meminta kerelaannya.Karena itu, aku mohonkan pada-Mu wahai Yang Menguasai segala hajat hajat yang terpanggil karena kehendak-Nya hajat yang bergegas memenuhi iradat-Nya Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad Ridhakan dia padaku dengan apa yang Kau kehendaki Berikan padaku dari sisi-Mu rakhmat Ampunan tidak akan mengurangi keagungan-Mu,Anugerah tidak akan meyusutkan kebesaran-Mu,Wahai Yang Maha Kasih dari segala yang mengasihi
Ya Allah, berilah aku pada hari Senin ini dua kenikmatan:pada permulaannya kebahagiaan mena'ati-Mu,pada pamungkasnya: kenikmatan akan ampunan-Mu,Wahai Dia Yang menjadi satu-satunya Tuhan Selain Dia tiada yang dapat memberikan ampunan...Amin...amin...amin Ya Rabbal 'Alamin............
Ya Allah ya Tuhan kami, Waktu telah berlalu begitu cepat, bertambahnya usia telah menyadarkan hamba bahwa telah begitu banyak sekali rejeki, karunia, rahmat dan hidayah yang telah Engkau limpahkan kepada hamba yang tidak bisa di ukur oleh manusia atau mesin paling cerdas sekalipun. Nikmat dan karuniaMu sungguh tak terkira.
Namun, sebagai manusia, sudah sewajarnya dan sepantasnya hamba selalu berdoa dan meminta kepada Engkau Sang Pemilik Segalanya, Sang Maha Pencipta, Maha Pemberi dan maha Penerima.
Ya Allah ya Tuhan kamiBerikanlah ketetapan hati kami untuk senantiasa menyembahMu dan tidak pernah membandingkan dan berpaling dariMu.Berilah kami rasa cinta kasih yang tulus dan murni, dan jangan sampai kecintaan kami kepada dunia ini melebihi kecintaan kami kepadaMu.Jika Engkau berkenan memangil kami kelak, Panggilah kami dalam Iman Islam dan Ikhsan kepadaMu, berikanlah keikhlasan dan ketabahan sepenuhnya kepada mereka yang kami tinggalkan, jangan sampai mereka meratapi kepergian kami.
Ya Allah ya Tuhan kami,Kiranya seumur hidup kamipun tak akan sanggup menyelesaikan deretan doa doa dan permintaan kami, karena rejeki karunia dan nikmatMu benar benar tidak terkira dan tak terhitung.Terimakasih atas rejeki, nikmat, karunia, ilmu, kesehatan, cinta kasih, kebahagiaan, dan kemudahan yang tiada tara yang telah Engkau berikan dalam kehidupan kami.
Allahumma Shollii Alaa Sayyidina Muhammad wa Alaa Alihi Sayyidina MuhammadAmin amin amin ya Rabb....
Rabu, 01 September 2010
TABAYYUN ITU PERLU...!!!
“ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanya itu” ( QS Al-Hujuraat :6)
Tabayyun, tabayyun!
Kita diminta berhati-hati jika menerima kabar/berita, terlebih lagi jika yang membawa kabar/berita adalah orang yang fasik. Bentuk kehatia-hatian itu adalah dengan melakukan tabayyun (menyelidiki dan memeriksa dengan teliti) akurasi/ketepatan dan kebenaran berita tersebut. Jika itu tidak dilakukan, maka musibah bisa menimpa kita. Sebab, jika bisa mengambil dan keputusan yang salah karena bersandar kepada data/informasi yang salah.
Untuk lebih memahami konteks ayat diatas, ada baiknya kita memperhatikan asbabul nuzul-nya. Sehubungan dengan ini ada dua riwayat yang dapat dijelaskannya. Kita lihat riwayat yang pertama saja, berikut ini.
Bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW mengutus Al-Walid bin Uqbah untuk mengambil zakat kepada Bani Musthaliq yang mengaku tunduk kepada Rasulullah SAW dan telah memeluk agama Islam.
Sesampai Al-Walid di negeri dituju, maka maksudnya memungut zakat tidak berhasil dengan baik. Lalu Al-Walid segera pulang ke Madinah dan memberi laporan (palsu) kepada Rasulullah SAW bahwa Bani Musthaliq telah murtad dari islam.
Kemudian Rasulullah SAW mengutus Khalid bin Walid bersama sepasukan tentara, dengan peasn bahwa kedatangan rombongan itu jangan membuat heboh, hendaklah didahului dengan penyelidikan yang teliti, dan jangan terburu-buru mengambil sikap keras.
Khalid langsung melaksanakan perintah tersebut dan dia datang ketempat itu pada malam hari, sehingga tidak ada orang tahu. Setelah itu dia mengirim beberapa orang intel/spion menyusup ke negeri lebih dekat dan mendalam.ternyata kabar terdahulu adalah bohong belaka, terbukti dengan tetap berkumandangnya adzan dan mereka menegakkan sholat berjamaah pada waktunya.
Temuan itu oleh khalid segera dilaporkan kepada Rasulullah SAW. Maka turunlah ayat diatas memberi ingat bahwa jika datang orang fasik membawa berita hendaklah selidiki lebih dahulu dengan seksama. Jangan sampai suatu kaum menderita malapetaka, padahal bukan karena kesalahanya. Sebab jika itu sampai terjadi, maka semua akan menyesal. Pada ayat itu pembawa berita palsu mendapat sebutan hina, yaitu fasik..
Tabayyun, tabayyun!
Kita diminta berhati-hati jika menerima kabar/berita, terlebih lagi jika yang membawa kabar/berita adalah orang yang fasik. Bentuk kehatia-hatian itu adalah dengan melakukan tabayyun (menyelidiki dan memeriksa dengan teliti) akurasi/ketepatan dan kebenaran berita tersebut. Jika itu tidak dilakukan, maka musibah bisa menimpa kita. Sebab, jika bisa mengambil dan keputusan yang salah karena bersandar kepada data/informasi yang salah.
Untuk lebih memahami konteks ayat diatas, ada baiknya kita memperhatikan asbabul nuzul-nya. Sehubungan dengan ini ada dua riwayat yang dapat dijelaskannya. Kita lihat riwayat yang pertama saja, berikut ini.
Bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW mengutus Al-Walid bin Uqbah untuk mengambil zakat kepada Bani Musthaliq yang mengaku tunduk kepada Rasulullah SAW dan telah memeluk agama Islam.
Sesampai Al-Walid di negeri dituju, maka maksudnya memungut zakat tidak berhasil dengan baik. Lalu Al-Walid segera pulang ke Madinah dan memberi laporan (palsu) kepada Rasulullah SAW bahwa Bani Musthaliq telah murtad dari islam.
Kemudian Rasulullah SAW mengutus Khalid bin Walid bersama sepasukan tentara, dengan peasn bahwa kedatangan rombongan itu jangan membuat heboh, hendaklah didahului dengan penyelidikan yang teliti, dan jangan terburu-buru mengambil sikap keras.
Khalid langsung melaksanakan perintah tersebut dan dia datang ketempat itu pada malam hari, sehingga tidak ada orang tahu. Setelah itu dia mengirim beberapa orang intel/spion menyusup ke negeri lebih dekat dan mendalam.ternyata kabar terdahulu adalah bohong belaka, terbukti dengan tetap berkumandangnya adzan dan mereka menegakkan sholat berjamaah pada waktunya.
Temuan itu oleh khalid segera dilaporkan kepada Rasulullah SAW. Maka turunlah ayat diatas memberi ingat bahwa jika datang orang fasik membawa berita hendaklah selidiki lebih dahulu dengan seksama. Jangan sampai suatu kaum menderita malapetaka, padahal bukan karena kesalahanya. Sebab jika itu sampai terjadi, maka semua akan menyesal. Pada ayat itu pembawa berita palsu mendapat sebutan hina, yaitu fasik..
Langganan:
Postingan (Atom)